"Iya dia yang cocok. Dulu saat Seno absen, dia (Ronald) yang menggantikan. Yang pasti kita menuju yang terbaik. Kalau misalnya tetap, ya tetap. Kalau dia merasa nyaman, lanjut gitu saja. Yang penting kita selesaikan event yang sudah masuk ke Radja. Kita buktikan Radja tetap ada," ujar Moldy, di FX, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu (28/4/2010).
Saat pertama kali ditinggal Seno dan Indra, baik Moldy maupun Ian Kasela sama-sama kaget. Sebab, mereka sama sekali tidak mempersiapkan siapa pengganti dua orang itu.
"Perasaannya syok lah. Karena kalau yang meninggalkan dan ditinggalkan rasanya beda. Kalau pacaran kita yang mutusin enak saja kan, plong. Sekarang kita harus yang sama lagi dan lama lagi. Sedangkan yang mutusin itu sudah punya plan ke depan," kata Ian.
Melepas Seno dan Indra yang ingin berkembang di tempat lain, dirasakan Moldy dan Ian sangat berat. Walau begitu, mereka hanya bisa mendoakan dan memberikan semangat kepada mantan rekan bandnya itu.
"Sebenarnya di dunia ini tidak ada yang tidak bisa dinegosiasi. Seharusnya ini bisa dibicarakan. Saat Seno dan Indra mundur, gue enggak bisa ngomong karena enggak ada persiapan apa-apa. Syok saja," imbuh Ian.
Setelah Seno dan Indra hengkang, mereka masih menuntut royalti dari Radja jika lagu ciptaan mereka dinyanyikan. Namun, Moldy menampik.
"Jadi di sini kadang orang tidak mengerti mana mechanical right, recording right dan performance right. Kalau Radja menyanyikan dengan konsep baru, maka lepas dari recording right. Kalau gue main sama Ian akustik, itu sound recording baru. Tidak ada sangkut pautnya dengan mereka. Apalagi copyright lagu ada di gue dan Ian," jelas Moldy.okezone