Senin, 1 Maret 2010, sekitar seribu orang yang tergabung dalam Petisi 28 akan mengepung dan menggelar mimbar bebas di halaman gedung MPR/DPR RI Jakarta. Mereka meminta penuntasan penyelesaiaan skandal bailout Bank Century.Pernyataan tersebut dikemukakan aktivis Petisi 28, Gigih. "Kita akan bertahan selama tiga hari di Gedung Parlemen dan menjadikan momentum paripurna untuk melakukan konsolidasi," ujar Gigih
Menurut Gigih, rekomendasi Pansus Century sama sekali tidak memenuhi harapan publik karena pansus hanya memanggil pembantu presiden dalam upaya menuntaskan skandal Bank Century.
Padahal menurutnya dalam pasal 17 amandemen UUD 45 menteri dan pembantunya bertanggung jawab langsung kepada presiden.
"Artinya bailout century yang dilakukan oleh Gubernur BI (Bank Indonesia) dan ketua KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) dilakukan sepengetahuan presiden, "tegas Gigih.
Gigih memaparkan Petisi 28 menuntut agar Pansus tidak dijadikan alat politik untuk melakukan tawar menawar antara legislatif dengan eksekutif.
Selain itu,Pansus seharusnya bisa merumuskan solusi secara politik dan tidak perlu membawa kasus bailout Century memasuki ranah hukum. Sebab, instrumen hukum baik Kepolisian, Kejaksaan, maupun KPK berada di bawah pemerintah.
Pada akhir konferensi pers, Gigih menjelaskan jika massa besok akan berkumpul pada pukul 11.00 dan langsung melakukan longmarch menuju gedung MPR/DPR.
"Sejak tanggal 1 hingga 4 Maret kita akan melakukan mimbar bebas dan menggelar panggung politik dan bergabung bersama buruh dan petani menuntut penyelesaian skandal bailout century," pungkas Gigih. • VIVAnews
