Bali Targetkan 60.000 Wisatawan Rusia

Kalangan industri pariwisata di Bali menargetkan kunjungan 58.000 hingga 60.000 wisatawan asal Rusia pada 2010, karena itu mereka mulai serius menggarap pasar untuk negara tersebut.

Konsul Kehormatan Rusia Naka Kamka di Denpasar, baru-baru ini, menjelaskan bahwa potensi pasar pariwisata Bali untuk masyarakat Rusia masih terbuka lebar. Untuk itu, kalangan pelaku pariwisata Bali kini tengah memikirkan strategi menggarap pasar Rusia, agar jumlah kunjungan ke Bali bisa lebih ditingkatkan dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada 1996-1997, jumlah kunjungan wisatawan Rusia mencapai 7.000-an orang per bulan. Sementara pada 2009, masih tergolong kecil, yakni 3.000-an orang per bulan.

Ia mengakui, seiring bangkitnya perekonomian negara yang beribu kota Moscow ini, maka mulai banyak warganya yang memilih tujuan wisata ke Asia termasuk ke Indonesia. "Selama ini mereka datang mamakai pesawat yang di-charter dengan rute khusus Moscow-Denpasar," kata dia.

Hanya saja, katanya, mereka juga ada yang masih memakai pesawat komersial Trans Aero yang memiliki penerbangan tiga kali seminggu menuju Bali.

Dengan masih terbukanya pasar ini, sambung Naka, lewat promosi dan pemasaran yang gencar perlu dilakukan untuk penetrasi pasar. Diharapkan tidak hanya maskapai swasta yang melayani penerbangan ke Bali, namun juga maskapai pemerintah negara itu, yakni Aeroflot. "Dengan begitu akan memberi kemudahan bagi wisatawan di negara itu untuk bisa terbang ke Bali menggunakan pesawat swasta dan pemerintahnya," katanya.

Namun demikian, ia mengakui adanya kendala dirasakan pelaku pariwisata Bali untuk bisa menembus pasar Rusia, yakni tingginya biaya pemasaran. Untuk menginap di hotel kelas standar saja, seharga US$2.500, sedang tiket pesawat mencapai US$1.500.

"Belum bicara pameran di sana. sewanya mencapai US$300. Makanya tidak ada jalan lain kecuali pelaku pariwisata bersama pemerintah bekerja sama dalam promosinya. Minimal bisa menekan biaya untuk pameran karena bisa ditanggung pemerintah," ujar Naka.

Ia menambahkan, saat ini menembus pasar wisatawan Rusia hanya bisa melalui satu jalur, yakni Asosiasi Paguyuban Tur Operator Rusia-Asita.

Selama ini wisatawan Rusia, terutama kalangan orang tua, lebih menyukai obyek pantai seperti Nusa Dua dibanding ke Ubud atau Kuta. Akibatnya terjadi kesenjangan antara jumlah tamu asal negara itu di sejumlah daerah wisata seperti Sanur, Kuta, dan Ubud.

Namun saat ini, sudah ada pergeseran. Wisatawan dari kalangan anak muda lebih menyukai obyek-obyek wisata sesuai jiwa mereka, seperti melihat atraksi, pesta, serta tempat menginap bergaya, seperti Hard Rock dan lainnya.

"Ini yang mesti disikapi industri pariwisata Bali agar bisa membidik pasar anak muda," katanya.

Sebagai gambaran, turis wisatawan yang datang ke Bali, jangka waktu menginapnya selama dua pekan dengan menghabiskan dana US$1.500 untuk hotel dan US$1.500 untuk berbelanja dan keperluan lainnya. [*/mor]


 
Informasi-Informasi Saja Copyright © 2009 - 2013, Designed by Bie Themes