Sontak para pengungsi yang berada di barak radius 15 kilometer pun berhamburan pindah ke bawah. Padahal dalam kondisi sebagian lokasi mati listrik di daerah itu.
"Kami mau turun ke bawah, di atas masih banyak orang di barak pengungsi tapi tak ada kendaraan Pak," lapor pengungsi kepada tribunnews.com yang saat ini masih berada di kawasan kampus UII jalan Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta.
Warga yang semula berada di barak pengungsian langsung keluar kabur ke bawah dan menuju GOR UII yang berjarak sekitar 16 kilometer dari Merapi.
Saking paniknya mereka, hingga terjadi kemacetan sekitar 3 kilometer di dekat kampus UII.
Sebagian merasa aman di GOR itu tapi yang lain tetap melanjutkan turun ke kota Jogjakarta karena hujan lebat bercampur kerikil dan abu.
Hujan abu dan hujan air bercampur kerikil itu diperparah lagi dengan bau belerang yang menyengat hingga menambah kepanikan warga. Padahal tidak semua warga yang mengungsi itu mengenakan masker.
Kontan saja mereka banyak yang memborong air kemasan yang kebetulan berjualan di pinggir jalan dan di minimarket atau kedai kedai terdekat. Di sepanjang jalan tercium bau belerang dari hujan yang turun Jumat dinihari ini.
Ternyata pengungsi sebagian merasa belum aman dengan posisi UII yang masih terjangkau hujan kerikil. Kemudian mereka turun lagi ke Stadion Maguwoharjo di Sleman. Kondisi tampak sangat panik dengan guyuran hujan air, abu bercampur kerikil yang bau belerang.tribun