Banyak orang enggan beranjak dari tempat tidur ke kamar mandi karena alasan air yang terlalu dingin. Padahal, air dingin tak hanya menyegarkan kulit tapi juga meningkatkan sistem kerja otot sehingga lebih fleksibel dan siap bergerak semangat.
Ada yang tak kuat mandi air dingin dan memilih mandi dengan guyuran air hangat. Mandi air hangat memang nyaman dan membantu kulit tubuh membuka pori-porinya sehingga kotoran bisa luruh bersama sabun saat digosok.
Tapi, air hangat suam-suam kuku justru melemaskan otot dan membuat tubuh relaks. Hal itu kadang bisa membuat kita justru mengantuk. Padahal di pagi hari, kita perlu semangat kerja. Mandi air panas lebih pas untuk relaksasi di malam hari setelah lelah bekerja seharian.
Jadi, mandi dengan air yang bagaimana yang paling pas? Jawabannya adalah memadukan air hangat dan air dingin saat mandi. Menurut para terapis, mandi dengan cara itu baik untuk meningkatkan dan melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
Dan yang lebih baik adalah mandi dengan shower atau pancuran daripada dengan gayung. Saat mandi dengan shower, air yang keluar dari pancuran akan memijat kulit dan tubuh. Hal itu akan menimbulkan efek pijatan yang membuat otot tegang menjadi lemas.
Mulailah mandi dengan air hangat. Tapi, tak perlu terlalu hangat, asalkan cukup membuat otot Anda rileks. Jika terlalu panas, kemudian Anda mandi dengan air dingin, tubuh belum beradaptasi dan hasilnya bisa mengejutkan jantung Anda.
Selama 7-10 hari, Anda bisa meningkatkan temperatur air hangat sekitar 10 derajat. Dengan begitu, akan terjadi perbedaan kontras pada air mandi hangat dan dingin. Namun tubuh telah mengalami penyesuaian diri.
Jika dilakukan secara rutin, cara mandi seperti ini bisa mengatasi kelelahan, dan juga menghilangkan ragal pegal pada otot dan persendian.
Tapi, teknik terapi mandi ini tak disarankan untuk penderita penyakit jantung, hipertensi, dan beberapa penyakit berat lainnya. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum melakukan terapi mandi air hangat dan dingin.vivanews