Perlu Anda ketahui, saat ini ada banyak sekali jenis kontrasepsi yang bisa digunakan sebagai 'pengaman' saat melakukan hubungan seksual.
Jika Anda tidak menyukai satu pil, bukan berarti Anda tidak bisa lagi menggunakan alat kontrasepsi jenis lainnya. Ada puluhan jenis pil dengan kombinasi hormon yang berbeda, dan masing-masing akan mempengaruhi Anda dalam cara yang berbeda. Begitu juga, jika Anda merasa tidak cocok dengan satu jenis pil, bukan berarti Anda bisa cocok menggunakan pil lainya.
Menurut Dr. Christina Kwan, seorang ginekolog dari Concorde Medical Group di New York City mengatakan, "Anda harus menemukan satu alat kontrasepsi yang benar-benar nyaman untuk digunakan dan bisa bekerja baik dengan kimia tubuh Anda." Berikut beberapa jenis kontrasepsi yang bisa menjadi pilihan:
1. Patch atau cincin.
Jika Anda merasa takut saat mendengar kata pil, pilih metode alternatif yang bisa menjadi pilihan terbaik. Alat kontrasepsi jenis cincin (Patch) sama-sama memiliki hormon yang mirip dengan pil KB, namun tidak perlu dipakai setiap hari. Patch adalah bantuan persegi yang bisa menempel dimanapun pada tubuh Anda dan bisa diganti setiap satu minggu sekali. Patch adalah sebuah perangkat plastik kecil yang dimasukkan dalam vagina dan bisa digunakan selama 1 bulan.
2. Pertimbangkan penggunaan implanon atau suntik.
Salah satu dari pilihan ini mungkin bisa digunakan untuk orang-orang yang tidak cocok menggunakan pil KB. Batang (Implanon) adalah hormon kecil berbentuk plastik dengan ukuran seperti tongkat yang dipasang oleh dokter dan dapat diimplan ke dalam lengan serta bertahan selama 5 tahun. Sedangkan tembakan (Depo Provera) adalah suntikan KB yang diberikan dokter setiap 3 bulan.
3. Jangan lupa IUD.
Jika Anda tidak cocok menggunakan kontrasepsi hormonal, Anda bisa mempertimbangkan untuk mendapatkan IUD. IUD adalah berbentuk "T" kecil yang dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dan bisa mencegah kehamilan selama 5 sampai 10 tahun. Ada dua jenis IUD saat ini yang beredar di pasaran, satu tanpa hormon sama sekali, dan yang lain memiliki kadar hormon kecil (1/7 dari jumlah dalam pil KB) yang dikeluarkan secara langsung ke dalam rahim, sebagai lawan dari aliran darah Anda.
4.Gunakan kondom
Menggunakan kondom memang bukan cara terbaik untuk mencegah kehamilan. Metode ini dianggap hanya bisa efektif mencegah kehamilan sebesar 85%. Meski demikian, kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak dipilih oleh sebagian wanita menikah.
5.Kontrasepsi darurat berbeda dari pil aborsi.
Rencana B atau langkah berikutnya adalah kontrasepsi darurat, yang sebaiknya tersedia di atas meja bagi mereka yang tidak mengharapkan datangnya kehamilan. Saat ini ada pil aborsi RU 486, yang tidak sama dengan kontrasepsi darurat.
Pil aborsi mengakhiri kehamilan sedangkan kontrasepsi darurat mencegah kehamilan dengan hormon yang sama yang digunakan dalam jenis kontrasepsi lain. Jika Anda sedang hamil dan mengambil kontrasepsi darurat, Anda akan tetap hamil. Namun, jika Anda melakukan hubungan seks tanpa pelindung sampai 5 hari dan Anda menggunakan jenis kontrasepsi ini, hal itu dapat mencegah Anda hamil di dengan menekan ovulasi, lendir tebal yang mampu memblokir sperma mencapai telur, dan tidak membiarkan telur untuk melakukan pembuahan dalam rahim. • VIVAnews