Menurut seorang staf militer kedua negara, seperti dikutip dari AFP, Rabu (17/2/2010), penangkapan Baradar menjadi tanda keberhasilan AS untuk membujuk Pakistan agar bertindak tegas dalam melawan pejuang-pejuang militan Islam yang berada di perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Laporan penangkapan Baradar muncul saat 15 ribu tentara AS, NATO dan Afghanistan melancarkan serangan besar untuk merebut benteng Taliban di Marjah, Afghanistan bagian selatan.
Namun, pihak Taliban sendiri membantah penangkapan ini dan menuduh staf militer tersebut hanya mencoba untuk mengalihkan perhatian dari serangan yang mereka hadapi di Marjah.
"Kami menolak dengan tegas laporan penangkapannya. Dia (Baradar) sekarang sedang berada di Afghanistan, di mana dia memimpin semua aktivitas jihad... Tujuan utama dari laporan dan propaganda tak berdasar tersebut untuk menebus kegagalan di Marjah," tegas juru bicara Taliban, Yousuf Ahmadi, saat dihubungi AFP melalui telepon.
Baradar yang lahir di Afghanistan dikenal sebagai pemimpin militer yang kuat dan ajudan terpercaya dari pemimpin nomor satu Taliban, Mullah Mohammad Omar. Lahir di provinsi Uruzgan, Baradar turut serta dalam peperangan untuk mengusir tentara Uni Soviet yang menduduki Afghanistan pada tahun 1980-an.
Ketika Taliban mencapai masa kejayaannya pada tahun 1996, Baradar dekat dengan Omar karena membantunya mengamankan posisi Wakil Menteri Pertahanan. Hal tersebut terjadi sebelum rezim garis keras Taliban digulingkan oleh invasi yang dipimpin AS tahun 2001. AS sendiri menganggap Baradar sebagai pihak yang bertanggung jawab atas operasi militer Taliban dan merupakan kolega dekat pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, sebelum serangan 11 Sepetember 2001 terjadi. (detik)