Badai bernama Xynthia itu merupakan yang terburuk di Prancis sejak 1999. Saat itu 90 orang tewas.
Perdana Menteri Prancis, Francois Fillon, telah menggelar rapat kabinet darurat. Pemerintah pun menyatakan badai itu sebagai "bencana nasional."
Di Prancis saja, sedikitnya 45 warga tewas akibat banjir bandang. Ada pula yang tewas akibat terkena reruntuhan bangunan atau pohon yang tak tahan diterjang angin kencang. Belasan orang masih hilang dan 59 warga terluka.
Kini, di Prancis, hampir 900.000 warga menderita putusnya aliran listrik. Di dua bandar udara utama di Paris, sedikitnya 100 jadwal penerbangan ditunda.
Di Spanyol, badai itu menewaskan tiga orang. Satu orang juga dikabarkan tewas di Jerman dan seorang anak meregang nyawa di Portugal akibat tertimpa pohon. Badai itu juga menghantam Belgia dan menewaskan sedikitnya satu orang.
Meski tidak disambangi Xynthia, pemerintah Kota London, Inggris, menutup kanal banjir di Sungai Thames sebagai antisipasi.
Sementara itu pihak berwenang di Jerman membatalkan sejumlah jadwal penerbangan dan perjalanan kereta api di kawasan barat daya negara itu. Angin yang kencang pun membatalkan 119 jadwal penerbangan dari Bandara Internasional Frankfurt. (Associated Press) • VIVAnews