Kepung Istana, Hindari Anarkis dan Siapkan Ambulan

Massa ribuan mahasiswa dan ormas dari berbagai elemen berencana mengepung Istana Presiden pada 28 Januari besok. Tidak hanya dari kawasan Jabodetabek, mereka juga datang dari Bandung dan sekitarnya.

Dari Jakarta aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) menyatakan akan mengerahkan 20.000 pendukungnya dan siap duduki Monas hingga Istana Negara. Misi yang disampaikan adalah mosi tidak percaya terhadap Presiden SBY.

Koordinator GIB, Adi Massardi, mengatakan jumlah itu bukan hanya dari GIB, tetapi juga dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan elemen lainnya. Bahkan, ibu-ibu yang tergabung dalam Serikat Rakyat Miskin Indonesia ikut bergabung.

“Program 100 hari pemerintahan memang tidak bisa jadi ukuran keberhasilan, tapi harus diingat SBY sudah menjadi presiden sejak lima tahun lalu tapi tak ada perubahan,” katanya.

DARI BANDUNG

Dari Bandung, sekitar 5.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta siap bergabung dengan massa dan mahasiswa Jakarta yang akan mengepung Istana Negara.

Ahmad Hidayat, Presiden Mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba), mengatakan mahasiswa dari 18 perguruan tinggi swasta di Bandung, di antaranya Unisba, Aninus, Anla, Unpas, USB YPKP, Unikom siap berangkat ke Jakarta.

Menurut Ahmad Hidayat dalam aksi besar-besaran para mahasiswa dari Bandung sudah memiliki agenda, yakni menyampaikan mosi tidak percaya kepada Pemerintahan SBY – Boediono. “Di tengah-tengah gejolak hidup rakyat dengan naiknya harga beras dan harga sembako, SBY justru meluncurkan album lagu,” ujarnya.

POLDA AMANKAN

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) harapkan aksi unjukrasa 28 Januari 2010 berjalan aman, dan peserta aksi diminta menghindari aksi-aksi kekerasan dan provokasi.

“Peserta aksi unjuk rasa harus bisa menjaga situasi tetap kondusif, jangan dirusak yang sudah baik selama ini,” tegas BHD, ketika diminta komentarnya tentang rencana aksi unjuk rasa 28 Januari besok.

Kapolri mengakui aksi unjuk rasa merupakan bagian dari demokrasi yang dijamin UU, namun tetap harus memperhatikan aturan agar kebebasan berunjuk rasa yang berlangsung tidak mengganggu kebebasan masyarakat banyak. “Petugas kita siapkan, dan tetap berkoordinasi dengan semua pihak,” jelasnya.

Kadiv Humas Polda Metro Jaya, Kombes Boy Rafli Amar mengatakan akan menurunkan 10.000 polisi untuk mengamankan demonstrasi pada 28 Januari. “Namun tak semuanya diturunkan, hanya bila situasi mendesak. Begitu juga water cannon,” katanya.

SIAPKAN AMBULAN

Sementara itu Pemprov DKI bersiaga menyiapkan puluhan mobil ambulans dan ratusan personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).“Kita siapkan sedikitnya 12 ambulan di kawasan Istana dan Monas untuk mengantisipasi adanya pendemo yang sakit atau pingsan,” kata Wagub DKI, Prijanto.

Dia berharap demonstran tidak bertindakan anarkis. Terlebih melakukan pengrusakan terhadap fasilitas sosial dan fasilitas umum yang ada di lokasi itu. “Silakan berdemo, sampaikan aspirasi tapi harus tetap taat hukum,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emmawati, mengaku selain menyiapkan ambulans pihaknya juga telah menyiagakan petugas medis. “Setiap ambulans akan ditempatkan empat orang tenaga medis,” jelas Dien. (poskota)


 
Informasi-Informasi Saja Copyright © 2009 - 2013, Designed by Bie Themes