Asisten Menteri Luar Negeri AS urusan publik, Philip Crowley adalah salah satu orang yang sempat "curhat" tentang hal itu. Ia mengeluhkan siaran berbahasa bahasa Inggris televisi tersebut dan merasa diperlakukan tidak adil dan tidak seimbang dalam operasi di Haiti.
"Masak ada isitilah militerisasi," kata Crowley kepada wartawan.
Dia mengkritik bagaimana Al Jazeera membandingkan pusat operasi bantaun AS untuk gempa Haiti di Port Au Prince
dengan ke Zona Hijau di mana pasukan AS ditempatkan di Baghdad.
Crowley nyata-nyata menunjuk ke Al Jazeera dalam menanggapi pertanyaan media yang mencari klarifikasi atas pernyataan sebelumnya oleh Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, yang mengatakan beberapa media asing entah sengaja atau tidak menilai salah keputusan AS untuk mengirim ribuan pasukan ke Haiti.
Clinton memang sangat membela keterlibatan militer AS di Haiti. Dia mengatakan hal itu penting untuk membantu tragedi yang belakangan diketahui menewaskan lebih dari 150.000 orang tersebut.
Negara-negara kiri Amerika Latin seperti Venezuela dan Kuba juga mengungkapkan hal yang sama. Mereka menuduh Amerika Serikat menduduki Haiti. Maklum, Amerika Serikat memang pernah mengirim pasukan ke negara Karibia yang miskin itu pada 1915, guna mendirikan pemerintahan militer yang berlangsung hingga 1934.
Amerika Serikat juga menghadapi kritik dari sekutunya NATO, Italia, di mana seorang pejabat senior pada hari Minggu menyebut Washington telah mengirim "terlalu banyak perwira" ke Haiti dan tidak bisa menemukan pemimpin yang cakap.
Perdana Menteri Silvio Berlusconi memilih aman. Ia menjauhkan diri untuk memberikan komentar. (kompas)