100 Hari SBY-Boediono, Energi Menteri Habis Hanya Untuk Komentar Tak Penting

Evaluasi 100 hari pemerintahan SBY-Boediono terpusat pada kinerja para menteri. Para menteri dinilai tidak fokus bekerja, dan hanya sibuk melontarkan komentar tidak penting.

"Hal itu ditunjukkan dengan lemahnya performa dan kinerja para menteri," ujar pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandes kepada detikcom, Kamis (28/1/2009).

Arya mengatakan, pada level komunikasi politik misalnya, para menteri terseret untuk terlibat dalam mengomentari skandal Bank Century dan konflik cicak vs buaya. Sehingga mengakibatkan para menteri tidak fokus dalam meningkatkan kinerja.

"Selain itu dalam 100 hari ini para menteri, energi para menteri juga terkuras untuk mengomentari isu-isu kontroversial yang berkembang di publik," jelas Arya.

Arya mencontohkan seperti kontroversi isu terbongkarnya sel mewah Arthalyta
Suryani oleh Satgas Mafia Hukum. Menjadi tak heran bila dalam 100 hari tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah turun dari 85% (Juli 2009) ke angka 70% (Januari 2010) seperti terungkap dalam survei terakhir LSI, Januari 2010.

"Sebenarnya, pada tingkat komunikasi politik, Istana dapat memanfaatkan
keberadaan staf khusus di lembaga kepresiden untuk menanggapi sejumlah isu
kontroversial. Sehingga para menteri tak (lagi) terpengaruh untuk menanggapi
isu tersebut," imbuhnya.

Maka dari itu, lanjut Arya, evaluasi presiden terhadap kinerja para menteri
dalam 100 hari menjadi penting dan menjadi acuan utama bila Presiden hendak
melakukan reshuffle kabinet.

"Jangan membuat masyarakat selalu ingin berdemonstrasi soal kinerja pemerintah," tutupnya. (detik)

 
Informasi-Informasi Saja Copyright © 2009 - 2013, Designed by Bie Themes