Goodwill
Salah satu jenis intangible assets yang memperoleh porsi kajian yang cukup besar, mungkin paling besar dibandingkan dengan yang lain, adalah goodwill. Apa itu goodwill? Goodwill merupakan bagian dari aktiva dalam neraca yang mencerminkan kelebihan pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Atau, intangible assets merepresentasikan jumlah yang lebih besar dari nilai buku yang dibayar oleh suatu perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan lain. Secara teoretis, goodwill merupakan nilai sekarang dari kelebihan laba dari suatu perusahaan pada masa yang akan datang (Wikipedia, 2008).
Goodwill dapat timbul dari akuisisi. Goodwill yang timbul akibat akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk mengantisipasi manfaat ekonomi yang akan diperoleh pada masa depan. Manfaat ekonomi tersebut dapat dihasilkan dari sinergi antar assets yang diakuisisi. Manfaat ini juga dapat timbul dari assets yang tidak memenuhi persyaratan untuk diakui dalam laporan keuangan, namun pengakuisisi bersedia membayarnya. Pada saat dibukukannya suatu akuisisi, mungkin goodwill yang diakui tidak merefleksikan manfaat ekonomi pada masa depan bagi pengakuisisi. Hal tersebut dapat terjadi karena sejak dilakukan negosiasi telah terjadi penurunan terhadap ekspektasi future cash flows dari assets yang diakuisisi.
Dalam transaksi akuisisi dapat terjadi negative goodwill. Jika cost of the acquisition lebih rendah daripada interest pengakuisisi atas nilai wajar assets dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar non-monetary assets yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Apabila nilai wajar non-monetary assets sudah diturunkan seluruhnya, namun ternyata masih terdapat sisa selisih yang belum tereliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai negative goodwill dan diperlakukan sebagai deferred income. Secara sistematis jumlah tersebut diamortisasi selama suatu periode yang tidak kurang dari dua puluh tahun. Dengan berlalunya waktu manfaat goodwill akan berkurang. Hal ini mencerminkan menurunnya kemampuan goodwill untuk memberikan kontribusi pada future income. Oleh karena itu, goodwill diamortisasi dan dibukukan sebagai beban secara sistematis selama masa manfaatnya.
Menurut Prinsip Standar Akuntansi Keuangan (PSAK, 2007), dalam mengamortisasi goodwill digunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill tidak lebih dari lima tahun. Apabila terdapat dasar yang justifiable, periode amortisasi goodwill dapat lebih panjang, tetapi tidak lebih dari dua puluh tahun.
Mengingat goodwill merupakan manfaat ekonomi dan hasil sinergi, maka sering kali sulit untuk mengestimasi masa manfaatnya. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi masa manfaat goodwill meliputi:
a. ramalan unsur bisnis atau industri yang bersangkutan;
b. pengaruh keusangan produk, perubahan dalam permintaan, dan faktor ekonomi lainnya;
c. ekspektasi sisa masa kerja para manajer atau kelompok karyawan yang menjalankan usaha penting;
d. antisipasi tindakan para pesaing atau calon pesaing; serta
e. ketentuan hukum, peraturan yang berlaku, atau ketentuan konstraktual yang mempengaruhi masa manfaat goodwill. Saldo goodwill yang belum diamortisasi harus dievaluasi pada setiap tanggal neraca. Apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut sepenuhnya atau sebagian tidak dapat dipulihkan dari ekspektasi manfaat ekonomi pada masa depan, maka bagian langsung dibukukan sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Setiap penurunan nilai goodwill tidak boleh dinaikkan kembali pada periode selanjutnya. Impairment nilai goodwill dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trend ekonomi yang tidak menguntungkan, perubahan situasi persaingan dan hukum, dan regulasi. Penurunan jumlah arus kas yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai deciding indicator untuk menyatakan telah terjadinya impairment nilai goodwill. Dalam keadaan tersebut saldo goodwill segera diturunkan dan diakui sebagai beban.