Rabu malam Pemerintah Libya melaporkan bahwa lokasi militer dan penduduk sipil di Al-Jfara dan distrik Tagora di Tripoli telah menjadi target ”pengebom kolonial”.
Menanggapi tuduhan itu, Laksamana Madya Jim Hoeft dari Operasi Pasukan Gabungan Fajar Odyssey mengatakan dalam sebuah surat elektronik kepada CNN, ”Tampaknya tidak mungkin warga sipil menjadi bagian dari serangan udara hari ini”. Dia mengatakan, pasukan koalisi telah menggunakan semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warga Libya dari kekerasan dan pembunuhan yang terjadi atas mereka oleh Kolonel Khadafy.
Seorang aktivis oposisi di Tripoli menuduh media pemerintah berbohong tentang korban sipil akibat serangan udara koalisi. Sebagai contoh, katanya, saat ia sedang menemani sepupunya ke rumah sakit untuk berobat, ia melihat seorang produser televisi meminta beberapa orang untuk menutup mata mereka dan berpura-pura tewas. Sejumlah orang lain juga berpura-pura mengalami luka. Beberapa yang ”terluka”, katanya, merupakan tentara yang berpakaian sipil.
Menurut laporan CNN, Rabu, para pejabat Libya mengundang sejumlah wartawan asing untuk mengunjungi sebuah rumah di Tripoli yang rusak akibat serangan udara koalisi. Namun, setelah berkeliling selama lebih dari setengah jam, rumah itu tampaknya tidak dapat ditemukan dan para wartawan pun diantar pulang ke hotel mereka. Perjalanan itu mengungkapkan, kota itu lebih sepi dari biasanya, sekitar separuh dari kompleks pertokoan ditutup. Orang-orang tampak gelisah dan cemas.
Para penentang Khadafy takut untuk berbicara secara terbuka.
Sementara itu, sebagian Kota Ajdabiya jatuh ke tangan kelompok oposisi, meski para pendukung Khadafy yang telah menggempur wilayah itu dengan artileri dan tank-tank berat tetap mempertahankan kontrol atas gerbang utara dan barat. Demikian kata pihak oposisi dan saksi mata kepada CNN. Seorang staf rumah sakit dan anggota pasukan oposisi mengatakan, Rabu, sembilan orang tewas dalam pertempuran di dekat gerbang utara.
Sejauh ini koalisi telah melumpuhkan angkatan udara Libya dan menerapkan zona larangan terbang yang mencakup wilayah negeri itu dari timur ke barat di sepanjang pantai, kata Laksamana AL AS Gerard Hueber. Hueber, Kepala Staf Operasi AS, Rabu, mengatakan, pesawat-pesawat koalisi telah melakukan 175 serangan di Libya, 113 di antaranya dilakukan pesawat AS. Namun, koalisi tidak memiliki indikasi bahwa pemimpin Libya Moammar Khadafy mematuhi mandat PBB untuk menghentikan serangan terhadap warga sipil.
Rabu, pasukan yang setia kepada Khadafy meneror penduduk Misrata. Seorang saksi mengatakan, pasukan Khadafy telah menyerang rumah sakit utama kota itu, di mana terdapat 400 orang, sekitar separuh dari mereka pasien. Serangan itu dimulai pada pukul 8 malam waktu setempat ketika tank-tank berat pasukan Khadafy mulai menyerang rumah sakit. ”Bom-bom jatuh di sini sekitar 20 meter dari kami,” kata salah seorang di dalam rumah sakit itu. Dia mengatakan dua kematian telah terjadi di sekitar rumah sakit tersebut.
Orang itu menyerukan intervensi internasional untuk melindungi warga sipil di dalam institusi tersebut. ”Tidak ada yang bisa bekerja di sini,” katanya. Ambulans tidak bisa meninggalkan rumah sakit yang sudah tidak punya listrik dan hanya menggunakan generator.kompas