Hingga Minggu, data resmi kepolisian Jepang menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 977 orang dan 739 orang hilang. "Saya meminta upaya maksimum untuk menyelamatkan jiwa sebanyak mungkin," kata Perdana Menteri Jepang Naoto Kan dalam rapat kabinet.
Naoto Kan mengerahkan 100 ribu personel pasukan pertahanan diri ke wilayah yang tersapu tsunami di sekitar Sendai untuk mencari dan menyelamatkan korban. Menurut Menteri Pertahanan Jepang Toshimi Kitazawa, sekitar 190 pesawat dan 45 kapal dikerahkan untuk mengangkut bantuan makanan dan korban luka-luka.
Sedikitnya dua juta keluarga hidup tanpa air bersih dan listrik di negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu. "Gempa bumi, tsunami, dan ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir telah menjadi krisis terbesar yang dihadapi Jepang dalam 65 tahun sejak akhir Perang Dunia II," kata Naoto Kan. Kantor Meteorologi Jepang kemarin mencabut peringatan tsunami di 12 distrik di Jepang yang berada di wilayah pantai Pasifik.
Namun ancaman belum berakhir. Ancaman baru datang dari pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima, 240 kilometer sebelah utara Tokyo. Gedung pembangkit ke-2 berisiko meledak setelah ledakan yang terjadi di pembangkit ke-1 pada Sabtu lalu.
Pemerintah Jepang menyatakan kebocoran di dalam pembangkit listrik bisa saja terjadi. Sebab, menurut Tokyo Electric Power Co, yang mengoperasikan pembangkit listrik, tingkat radiasi di sekitar pembangkit listrik meningkat di atas batas aman. Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengatakan para pekerja berusaha memompa air laut ke tiga pembangkit untuk menurunkan suhunya akibat radiasi.
Pemerintah Jepang memerintahkan warga yang tinggal di radius 20 kilometer dari pembangkit listrik dievakuasi ke tempat aman. Hingga kemarin, sekitar 140 ribu orang telah dievakuasi dari wilayah yang dekat dengan zona radiasi.
Seorang pejabat Jepang mengatakan, ketika radiasi meningkat, ada 190 orang yang berada dalam radius 10 kilometer dari pembangkit listrik dan 22 orang dipastikan terpapar radiasi. Para pekerja yang mengenakan pakaian pelindung terus memindai warga yang tiba di tempat evakuasi.
Ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima ini adalah yang terbesar setelah ledakan di Chernobyl, Ukraina, pada 1986.Tempointeraktif