Profesor Shigeki Toyama dari Tokyo University of Agriculture dan Technology Graduate School of Engineering menciptakan alat bantu untuk mengurangi beban fisik para petani.
Dikutip detikINET dari Cnet, Selasa (24/8/2010), sebanyak 60% penduduk yang berprofesi sebagai petani di negeri Sakura itu berusia 65 tahun. Di usia itu mereka menjadi pilar utama angkatan kerja di sektor pertanian.
Walau telah ada mesin-mesin pertanian seperti traktor dan penanam padi, namun ada beberapa jenis pekerjaan yang masih membutuhkan tenaga manual seperti ketika sedang panen buah, sayur dan pemangkasan dahan-dahan pohon buah.
Bagi para petani tua, bekerja pada posisi berlutut dalam waktu lama sangatlah menyiksa. Begitu juga dengan membawa hasil panen di punggung membuat tulang mereka semakin rapuh.
Mendengar banyaknya keluhan itu, Toyama pun mencoba berkreasi dengan menciptakan robot petani yang dinamai 'Power Assist'. Robot ini nantinya akan terikat dengan tubuh pengguna dengan tali khusus.
Empat motor gelombang ultrasoniknya yang berada di bagian lutut dan kedua sisi punggung bagian bawah mampu menghasilkan tenaga listrik. Selain itu, pengguna juga dapat mengatur lengan untuk beberapa posisi.
Bila pengguna harus bekerja dalam posisi berlutut atau membungkuk, robot ini mampu menahan badan sehingga seolah-olah sedang duduk di kursi. Gerakan robot juga bisa dikontrol dengan menggunakan perintah lisan melalui mikrofon.
Dengan menggunakan motor ultrasonik, robot yang beratnya 18 kg ini bisa terasa hanya 6 kg saja. Para ilmuwan berharap dapat menjual robot seharga 500.000 Yen (sekitar Rp 52 juta) ini dua tahun lagi.
"Dengan menggabungkan teknologi informasi, efisiensi kerja dapat ditingkatkan sehingga bisa meningkatkan keuntungan para petani. Melalui robot ini, saya ingin menunjukkan seperti apa bentuk pertanian seharusnya di masa mendatang," kata Toyama.detik