Mourinho Ditunggu 1 'Barcelona' Lagi

22 Mei 2010. Barcelona akan menggelar pesta terselubung di kandang rival bebuyutan, Real Madrid, Santiago Bernabeu. Aktor utamanya yakni Jose Mourinho dan Louis van Gaal.


"Pertemuan antara kami di final akan sangat menarik," kata Van Gaal setelah timnya, Bayern Munich memastikan lolos ke final dengan menyudahi perlawanan wakil Prancis, Olympique Lyonnais dengan agregat 4-0 (1-0, 3-0) di semifinal.

'The Real Barcelona' memang gagal melakukan kampanye di rumah Madrid itu setelah ditaklukkan Inter Milan dengan agregat 2-3 (1-3, 1-0). Pragmatisme Mourinho menjadi kunci ketika memandulkan para penyerang Barca yang terkenal agresif di leg 2 di Camp Nou.

Inter bukan hanya memasang tujuh pemain bertahan dalam laga ini. Di leg 2, Inter seperti memarkir bus di depan gawang Julio Cesar.

Tiap kali para pemain Barca menyerang, seluruh pemain Inter diinstruksikan untuk bertahan. Tanpa menyisakan satu pemain pun di depan. Alhasil, 10 pemain Inter sejak menit 29 mampu memandulkan Barca, meski akhirnya kecolongan oleh gol Gerard Pique di menit 84.

Itu akibat derasnya tekanan dari El Barca. Sedangkan Mourinho lebih berkonsentrasi di pertahanan dengan memasukkan Sulley Ali Muntari menggantikan playmaker Wesley Sneijder.

Dan Ivan Cordoba menggantikan striker Diego Milito. Sejak menit 86, Inter bermain tanpa striker setelah Samuel Eto'o digantikan oleh MacDonald Mariga.

Kubu Blaugrana tak harus menyesali kegagalan mempertahankan trofi Liga Champions yang direbutnya tahun lalu itu. Pasalnya, wujud Barca lainnya akan mentas pada diri Mourinho dan Van Gaal.

Kedua entrenador ini adalah 'alumni' El Barca. Van Gaal pernah menjadi penguasa Camp Nou era 1997-2000 dan 2002-2003. Sedangkan Mourinho hanya menjadi 'deputi' penguasa, meski ia masuk lebih dulu ke Camp Nou pada 1996-2000.

Ya, pertemuan antara Van Gaal kontra Mourinho bak reuni antara Sang Pelatih dan Asisten yang keduanya boleh disebut jenius. Sang Meneer dan The Special One pandai mengendus kelemahan lawan dan mengadaptasi strategi dalam sekejap untuk meraih kemenangan.

Van Gaal biasa mengusung sepakbola menyerang nan indah dengan fondasi Total Football. Sedangkan Mourinho lebih pragmatis dan mengusung sepakbola resultan.

"Tak perlu bermain indah, yang penting kemenangan didapat," begitu tegas Mourinho.

Sejauh mana kekuatan sepakbola pragmatis Mourinho akan kembali diuji oleh Barcelona lain, Bayern Munich. Mourinho kali ini akan berhadapan dengan salah satu guru sepakbola menyerang, Van Gaal yang pernah diasisteninya di Barca.

Pengamatan permainan yang sangat detail Mourinho seperti yang pernah dipuji Van Gaal selama menjadi asistennya di Barca akan dibuktikan kembali melawan Sang Guru.

Mourinho harus menyisihkan satu 'Barcelona' lagi jika ingin mengulang sukses 2004 menjadi jawara Eropa bersama FC Porto.vivanews

 
Informasi-Informasi Saja Copyright © 2009 - 2013, Designed by Bie Themes