Narasi itu menyebutkan bahwa sejak dunia ini lahir, kita telah mengenal dua jenis tarikh penanggalan yaitu BC (Sebelum Masehi) dan AD (Masehi), namun kedua tarikh ini bertambah satu sejak peristiwa kelam diserangnya menara kembar WTC (World Trade Center) di New York pada medio September 2001 yang lebih dikenal sebagai peristiwa 9/11. Tarikh ketiga yang menandai sistem penanggalan dunia itu menurut Rizwan Khan adalah 9/11.
Nyatanya, dunia memang banyak berubah sejak peristiwa kelam 9/11, salah satu dampaknya banyak dirasakan oleh umat Muslim di Amerika Serikat yang tertekan akibat dianggap sekutu terorisme.
Lewat "My Name Is Khan" yang merupakan kisah fiksi dan skripnya ditulis oleh Shibani Bathijaini, kita pun dibawa kembali untuk menelusuri sisi lain dari kelamnya peristiwa 9/11 lewat sosok Rizwan Khan yang dalam film ini dimainkan oleh aktor terkenal India, Shahrukh Khan.
Kisahnya sendiri tentang sosok Rizwan Khan, seorang muslim India yang sejak lahir menderita Sindrom Asperger (Asperger syndrome), sebuah gejala autisme dimana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.
Uniknya penderita sindrom ini memiliki IQ yang relatif tinggi sehingga dianggap cerdas walau terkadang minim emosi layaknya manusia normal. Bersama sang ibu yang janda (Zarina Wahab), Rizwan tinggal bersama adiknya Zakir Khan (Jimmy Shergill) di wilayah kumuh Borivali-Mumbai.
Pada usia 18 tahun, sang adik mendapatkan beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat. Tidak berapa lama kemudian sang ibu meninggal dunia karena sesak nafas, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, sebuah pesan diberikan untuk Rizwan, sang ibu berpesan padanya untuk terus mengejar kebahagiaannya sendiri.
Zakir lalu memboyong Rizwan untuk tinggal bersamanya di San Fransisco dan memberikan pekerjaan sebagai sales obat kecantikan di perusahaannya. Istri Zakir, Haseena (Sonya Jehan) seorang dosen psikologi adalah orang pertama yang merasakan "keanehan" tingkah Rizwan.
Dari situ akhirnya dideteksi kalau Rizwan menderita Sindrom Asperger. Lewat sejumlah terapi, Rizwan akhirnya bisa hidup mandiri di San Fransisco yang keras sebelum akhirnya jatuh cinta dengan Mandira (Kajol), janda beranak satu yang membuka salon kecantikan di San Fransisco.
Bagi Rizwan, sosok Mandira adalah salah satu bentuk kebahagiaan yang selama ini dicarinya seperti pesan sang ibu sebelum meninggal. Walaupun sempat ditentang oleh sang adik karena perbedaan agama antara Rizwan yang muslim dengan Mandira yang Hindu, namun pernikahan mereka berjalan harmonis.
Kehidupan keluarga yang harmonis antara Rizwan, Mandira dan sang anak semata wayang mereka, Sameer (Yuvaan Makaar) berubah total saat sejumlah teroris yang mengatasnamakan agama dan suku menyerang menara kembar World Trade Center di New York pada September 2001.
Sebuah peristiwa memilukan kemudian terjadi dalam keluarga kecil Rizwan dimana mereka harus kehilangan Sameer yang dibunuh secara sadis oleh teman sekolahnya karena isu rasial. Mandira yang terpukul lalu mengusir Rizwan. Mandira mengultimatum Rizwan untuk tidak boleh kembali sebelum dia memberitahu Presiden Amerika Serikat bahwa dirinya bernama Khan dan bukan teroris.
Rizwan yang putus asa karena harus berpisah dengan orang yang dicintainya lalu memulai petualangannya melintasi berbagai negara bagian Amerika Serikat demi bertemu dengan calon Presiden Barrack Obama yang sedang berkampanye keliling Amerika. Tekadnya hanya satu, memberitahu Presiden Amerika Serikat terpilih bahwa namanya adalah Khan dan dia bukan teroris.
Dibungkus dengan durasi yang cukup panjang selama 161 menit dan disutradarai oleh Karan Johar yang sebelumnya pernah sukses menggarap film box office India "Kuch Kuch Hota Hai", film ini menurut rencana akan diputar perdana di ajang festival film bergengsi Berlin International Film Festival ke-60 yang akan berlangsung pada bulan Februari ini.
• VIVAnews