Citarum Roadmap atau ICWRMIP (Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program), merupakan program yang terdiri dari 80 indikatif kegiatan intervensi dan akan terus diperbaharui. Estimasi total biaya sekitar Rp 35 triliun. Untuk tahap I (2009-2013), biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 1,03 triliun yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) dan APBN.
Untuk kegiatan tersebut ADB mengalokasikan pinjaman sebesar US$ 500 juta yang terbagi dalam sejumlah tahapan kegiatan. Khusus tahap pertama, Pemerintah mengalokasikan dana dari APBN sebesar US$ 34,4 juta. Sementara dari kelompok masyarakat penerima manfaat memberikan kontribusi sebesar US$ 3,4 juta. Hibah dari sejumlah lembaga mencapai US$ 15,8 juta. Adapun untuk ADB loan sudah dilakukan penandatanganan persetujuan pada April tahun 2009 lalu.
“Pemprov Jabar bersama sejumlah kepala daerah yang dilalui Citarum siap mendukung kegiatan dimaksud," ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam rilis yang diterima VIVAnews, Rabu 20 Januari 2010. "Apalagi program ini merupakan upaya bersama dalam memperbaiki kondisi Citarum yang manfaatnya sangat besar bagi Jawa Barat,” ujar Gubernur di Gedung Negara Pakuan beberapa waktu lalu usai sosialisasi Citarum Roadmap.
Adapun sejumlah Walikota/Bupati yang siap mendukung antara lain Walikota Bandung, Bupati Bandung, Bupati Bandung Barat, Walikota Cimahi, Walikota Bekasi, Bupati Bekasi, dan Bupati Garut.
Citarum Roadmap telah melalui proses partisipasi semua pemangku kepentingan. Untuk itu selama 3 tahun (selesai 2007) melakukan kajian pendahuluan. Dalam kurun waktu itu, tim yang dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional selesai melaksanakan penyusunan Roadmap. Melibatkan sejumlah pihak terkait, Bappenas selaku koordinator pusat, merangkul mereka guna menyusun bersama rencana kegiatan itu.
Berdasarkan data, Citarum merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat. Total area sepanjang DAS Citarum mencapai 12.000 km persegi. Populasi penduduk di sepanjang sungai sebanyak 10 juta (50 persen diantaranya adalah kaum urban).
Manfaat Citarum dirasakan 25 Juta penduduk (15 Juta Jawa Barat, 10 Juta DKI Jakarta). Citarum menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.400 megawatt. Mengairi areal irigasi seluas 420.000 hektar. Citarum menyuplai air baku untuk 80 persen penduduk Jakarta dengan debit air 16 m3/detik.
Saat ini kondisi Sungai Citarum cukup mengkhawatirkan. Selain kotor, Citarum pun terkenal sebagai sungai penyebab banjir di sejumlah kawasan. Hal itu disebabkan beberapa hal, diantaranya rusaknya kawasan hulu Citarum dan kegiatan manusia di sepanjang Daerah Aliran Sungai.
Di beberapa edisi surat kabar internasional, menyebutkan Citarum sebagai “Sungai Terkotor di Dunia”. Seperti yang dimuat di International Herald Tribune edisi 5 Desember 2008 dengan judul “ Citarum, The World Dirtiest River” dan The Sun edisi 4 Desember 2009 dengan judul “The Dirtiest River”.
Adapun tahap pertama Citarum Roadmap terdiri dari 9 kegiatan antara lain; : 1) Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Citarum, 2) Peningkatan pengelolaan lahan dan air, 3) Pengelolaan air dan sanitasi berbasis masyarakat, 4) Rencana aksi peningkatan kualitas air, 5) Perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati di hulu sungai, 6) Penataan ruang, 7) Pengelolaan banjir di kawasan hulu, 8) Desain untuk peningkatan sistem penyediaan air bersih Kota Bandung, dan 9) Strategi adaptasi terhadap perubahan iklim.
• VIVAnews