Menurut Kepala Urusan Pembangunan Desa Klakah, Supari, jembatan Jurang Juweh sepanjang enam kali dan lebar tiga meter tersebut merupakan satu-satunya akses untuk warga di tiga dusun di Desa Klakah, yakni Dukuh Bakalan, Sumber, dan Bangunsari. Jembatan itu sebagai satu satunya akses warga keluar dusun setelah jembatan Kali Ladon terputus beberapa waktu lalu.
Terputusnya jembatan, kata dia, mengakibatkan ribuan warga tiga dusun tersebut terisolir. Bahkan puluhan mobil milik warga setempat tidak dapat keluar dari dusun tersebut. Menurut dia, tiga dusun tersebut memiliki penduduk sebanyak 645 keluarga atau sekitar 1.200 jiwa. Warga setempat sudah berupaya membuat jalur darurat yang dapat dilewati berupa jalan setapak sepanjang sekitar 100 meter di sebelah timur jembatan Jurang Juweh yang putus itu.
Namun, warga sekitar masih merasa khawatir, karena kondisi banjir lahar pada Minggu (9/1) malam lebih besar dibandingkan dengan kejadian serupa sebelumnya. "Saya hendak membawa satu pikul buah nangka muda. Namun, saya tidak berani harus menyeberang sungai itu, karena jembatan hanyut," kata Muslimin (47), warga Dukuh Bangunrejo, Desa Jrakah.
Ia mengatakan, hujan deras turun sejak Minggu (9/1) sekitar pukul 18.00 WIB hingga malam hari.
Sekitar satu jam kemudian terdengar suara gemuruh dari arah hulu sungai atau kawasan puncak Merapi yang mengalirkan material melalui Sungai Juweh. "Saya saat itu di rumah yang hanya berjarak sekitar 250 meter dari Jembatan Jurang, Juweh. Saya melihat Senin pagi, jembatan itu sudah hanyut terbawa lahar," katanya.
Dua dusun di Desa Jrakah yakni Dukuh Sepi dan Kajor juga terancam terisolir total karena dua jembatan penghubung arah kota Selo yakni Jembatan Juweh, Tuk Nganten dan jembatan Kajor, rusak berat. Diperkirakan, katanya, jika terkena sapuan banjir lahar dingin sekali lagi, jembatan tersebut akan langsung putus.
Menurut Kepala Dusun IV, Desa Jrakah, Sugiharjo, sebagian besar jembatan tersebut sudah terkikis dan banyak retakan, sehingga jika diterjang banjir lahar sekali lagi dipastikan akan terputus. Bahkan, kata dia, ribuan warga dari Desa Suroteleng dan Tlogolele juga terancam terisolir, karena jembatan Jambon sepanjang 15 meter dengan lebar delapan meter di Sungai Grawah, Desa Suroteleng yang menghubungkan ke pusat Kecamatan Selo, juga putus diterjang lahar dingin.
Banjir lahar dingin, kata dia, juga meruntuhkan cekdam Kali Apu, sehingga warga Tlogolele, jika harus ke Selo atau Boyolali terpaksa melalui jalan lain yang lebih jauh karena harus melewati wilayah Kabupaten Magelang.
Menurut Kepala Unit Sabhara Polsek Selo, Tri Prahastoro, jalur cek dam Kali Apu hancur dan sangat berbahaya jika ada warga yang nekat menyeberang. Bagian bawah cekdam itu sudah berlobang dan retak-retak akibat dihantam banjir lahar dingin. "Cek dam Kali Apu tidak dapat dilewati lagi, untuk akses jalan warga di Tlogolele itu, di bagian atasnya runtuh diterjang lahar," katanya.republika