Kenali Tanda-tanda Sesak Napas & Penyebabnya

Ketika sedang menyusu ibunya, entah mengapa ritme napas Keyra tersengal-sengal. Melihat hal itu, wajah Sandra yang tadinya ceria berubah panik. Sandra pun menyendengkan telinga pada dada Keyra. Benar saja, napas bayinya tidak stabil dan tubuhnya terlihat pucat pasi. Apa yang terjadi?

Pengertian sesak napas

Menurut dr. Muhammad Sholeh Kosim, SpA (K), apa yang terjadi pada Keyra disebut sesak napas. Kalau dalam istilah medis, sesak napas ini memiliki dua pengertian, yakni Tapkinu, laju napas atau frekuensi napas yang cepat dan melebihi nilai normal sesuai usianya.

Lalu, ada yang disebut Dispnu (distress respirasi atau gangguan napas), selain laju napas yang melebihi nilai normal, juga dijumpai kesulitan bernapas dengan pelbagai jenis gradasi, mulai dari napas cuping hidung, cekungan di sela iga atau tulang dada (retraksi), kebiruan pada bibir dan kulit (sianosis), hingga kelainan pada saluran napas dan paru. “Yang sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah distress respirasi,” tegasnya.

Perhatikan tanda-tandanya!

Diakui dr. Triana Darmayanti Akbar, SpA dari RS. Jakarta, kejadian sesak napas ini bisa terjadi beberapa jam setelah bayi dilahirkan. “Biasanya, gangguan napas ini muncul dalam 24 jam pertama dalam kehidupan bayi baru lahir,” sambung dr. Sholeh.

Lagi, dr. Sholeh yang berpraktik di RSUP Dr. Kariadi Semarang, mengungkapkan ada empat gejala utama, yaitu Takipnea, laju napas > 60 kali per menit dari normal laju napas sekitar 40 kali per menit; Sianosis sentral pada suhu kamar; Retraksi, cekungan pada tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (kosta) saat menarik napas ke dalam paru (inspirasi); dan Grunting, suara merintih saat ekspirasi.

“Kalau bayi baru lahir memiliki dua gejala atau lebih bisa dikatakan menderita gawat napas (distress respirasi). Dan sebagian besar bayi newborn dengan gawat napas ini mengalami sianosis,” tandas dr. Sholeh.

Oleh karena itu, dr. Triana berpesan, sebisa mungkin ibu benar-benar menghitung laju napas si bayi selama satu menit, apakah laju napasnya lebih dari 60 kali dengan memerhatikan kembang kempisnya dada bayi, misalnya. Upayakan jangan menghitung kurang dari 1 menit (misalnya 15 detik), pasalnya, napas bayi bisa mendadak cepat atau berhenti.

Penyebab sesak napas

“Ada dua jenis sesak napas pada bayi baru lahir, yaitu kelainan bawaan (sejak dalam kandungan) dan kelainan yang didapat (setelah/menjelang bayi lahir),” jelas dr. Triana.

Nah, contoh dari kelainan bawaan adalah kelainan jantung atau paru-paru yang menyebabkan munculnya sesak napas. Infeksi pada usia kehamilan trimester pertama, misalnya Rubella, dapat menyebabkan kelainan bawaan, termasuk pada organ jantung.

Atau, ada pula kelainan di luar jantung dan paru, contohnya, Hernia Diaphragmatika, ada lubang abnormal yang menyebabkan usus masuk ke dalam rongga dada, sehingga mendesak organ lain, jantung dan paru-paru, misalnya. Atau kelumpuhan syaraf pun bisa memengaruhi kerja dari jantung dan paru-paru dalam bernapas.

Sedangkan pada kelainan yang didapat, bisa disebabkan bayi menghirup air ketuban ibu yang kental akibat tercemar mekonium, sehingga mengiritasi paru-paru bayi, dan menimbulkan sesak napas. Atau, ibu yang melahirkan dengan operasi cesar juga berpotensi menyebabkan bayi sesak napas. Mengapa?

“Ketika bayi lahir paru-paru mulai bekerja, padahal dalam paru-parunya terdapat air ketuban. Dalam proses kelahiran normal, bayi akan melewati tulang panggul ibu, dimana terjadi proses pemerasan alami paru-paru,” jelas dr. Triana yang menambahkan bila paru-paru ini masih berisi air ketuban, akan menimbulkan Transient Respiratory Distress of The Newborn (TRDN), stres penapasan sementara, atau sebagian ahli menyebutnya Transient Tachypnea of the Newborn (TTN ), laju napas cepat.

Masih menurut dr. Triana, ada penyebab lainnya, yaitu infeksi, kuman pada air ketuban akibat keputihan, atau pecahnya ketuban sebelum waktunya, misalnya. Nah, bila ada air ketuban yang merembes, segera periksa ke SPOG untuk penanganan selanjutnya agar terhindar dari sesak napas pada bayi baru lahir akibat infeksi.

Hati-hati bayi tersedak

Masalah aspirasi (tersedak) kerap menjadi penyebab bayi sesak napas. Jadi, ibu musti rajin menyendawakan bayi setelah minum ASI. Dan bila bayi ada bakat gumoh, usahakan bayi ditidurkan dalam posisi agak tinggi (setengah duduk) atau berbaring ke salah satu sisi.

“Selain itu, ada aspirasi ASI. Hal ini terjadi karena pancaran ASI yang deras. Nah, kiatnya ibu menyusui dengan posisi punggung agak condong ke belakang,” ujar dr. Triana memberi tip.

dr. Sholeh pun menambahkan bahwa ada gangguan pernapasan akibat keadaan Surgikal, keadaan yang membutuhkan koreksi pembedahan dan Medikal, keadaan yang tidak membutuhkan koreksi pembedahan.

“Nah, penyebab surgikal, antara lain: Pneumototaks; Hernia Diaphragmatika; Fistula Trakeoesofageal; Sindroma Pierre Robin (saluran napas atas tertutup karena posisi lidah yang jatuh kebelakang); Atresia Koanae; dan Emfisema Lobaris. Sedangkan, penyebab Medikal, yakni Respiratory Distress Syndrome (RDS) atau penyakit Membran Hialin; Sindroma Aspirasi Mekonium; TTNB; Pneumonia, radang paru; Aspirasi; Hipertensi Pulmonal; Adaptasi yang lambat; Asfiksia dan Asidosis,” sebut dr. Sholeh, direktur SDM dan pendidikan RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Cegah sesak napas pada newborn

• Lakukan Antenatal Care.
• Rajinlah melakukan USG untuk mendeteksi kelainan bawaan.
• Jangan minum obat yang memengaruhi kesehatan janin
• Lakukan vaksin, MMR (measles, mumps, rubella) sebelum menikah/hamil, misalnya.
• Upayakan kelahiran bayi normal atau tidak melahirkan dengan Sectio, jika tidak mendesak.

P3K gangguan napas

• Longgarkan jalan napas bayi baru lahir dengan melonggarkan pakaian.
• Bila mulut terlihat ada lendir atau cairan, bersihkan dengan kasa bersih atau steril.
• Jangan beri minum bayi.
• Jaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat.
• Jika menjumpai bayi sesak napas, segera bawa ke RS.okezone

 
Informasi-Informasi Saja Copyright © 2009 - 2013, Designed by Bie Themes