
Cina mulai menyisir puing-puing bangunan di Qinghai untuk menemukan korban yang selamat dari guncangan gempa hari Rabu (14/4), sementara ribuan warga terpaksa bertahan di udara terbuka pasca gempa. Tim penolong menggunakan tangan telanjang dan linggis untuk mencari korban di antara puing-puing. Tidak banyak alat berat yang tersedia di kawasan bergunung-gunung terpencil di Cina barat.
Pesawat bantuan yang mengangkut tim medis dan pasok bantuan telah mendarat di bandara Yushu, tapi jalan menuju kota berpenduduk 70.000 jiwa itu putus akibat tanah longsor, lapor kantor berita Associated Press dari ibukota Provinsi Qinghai, Xining. Konvoi, yang juga menyertakan ambulans, sekitar delapan atau sembilan jauh perjalanan dari kawasan bencana, katanya.
Di kota kecil Jiegu, 85 persen bangunan hancur, kata aparat, dan televisi negara memperlihatkan jalan-jalan yang berubah menjadi onggokan puing-puing. Beberapa sekolah ambruk dan sedikitnya 56 orang diketahui meninggal, 22 dari mereka siswa di sebuah sekolah di Yushu.
Presiden Cina Hu Jintao memerintahkan upaya habis-habisan untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin warga. Sebanyak 5.000 tenaga penolong, termasuk ratusan tentara, telah dikerahkan ke kawasan bencana.
Kementerian urusan sipil mengatakan tengah mengirim 5.000 tenda, 50.000 jaket dan 50.000 perlengkapan tidur, sementara pejabat pemda di Yushu melaporkan mereka kekurangan tenda, obat-obatan dan peralatan medis.
Cina telah menerima pesan simpati dan tawaran bantuan dari beberapa negara asing, termasuk Jepang, Rusia dan Prancis.republika