Bertemu Tuhan Melalui Seks

Kasus dugaan pelecehan seksual yang menimpa Tara Pradipta Laksmi (19) dan Sumidah menuai simpati dari mantan murid Anand Krishna.

Salah satunya Titi, yang mengaku menjadi pengikut Anand sejak 1998 hingga 2003. Kepada VIVAnews, Titi mengatakan kasus yang menimpa Tara adalah realisasi dari keinginan ajaran Anand yang disampaikan berulang-ulang sejak dulu. Maksudnya?

Diceritakan Titi, sejak dulu para murid diperkenalkan dengan agama dari India, dengan Tuhannya, Krishna.

"Kami dikenalkan dengan tokoh karismatik Krishna yang dikagumi banyak wanita -- yang disebut gopi-gopi. Jumlah gopi sebanyak 156, umumnya wanita yang sudah mempunyai suami. Diantara gopi-gopi, ada satu gopi setia yang akhirnya dipilih mendampingi Krishna bernama Radha," kata Titi di sebuah rumah di kawasan Cipete, Minggu 14 Februari 2010.

Anand Krishna, lanjut Titi mengidentikkan diri dengan Krishna. " Waktu itu ada tujuh pasangan yang diberi pelajaran khusus soal itu. Persisnya seperti apa yang mereka terima, saya tidak tahu karena saya sudah tua. Jadi tidak dipilih," kata dia, lalu tertawa.

Anand juga memperkenalkan ajaran jika mau merasakan hubungan dengan tuhan harus lewat seks. "Kalau wanita, harus dilakukan dengan guru. Sedangkan kalau pria, dia melakukannya dengan wanita yang dikenalkan guru," tambah dia.

Titi mengaku keluar dari ajaran Anand karena pada 2003. Saat itu di salah satu kelas Jumat, Anand Krishna menyebutkan bahwa ada satu orang murid yang telah belajar selama lima tahun tetapi belum juga meninggalkan agamanya. "Saya merasa orang yang disebut Anand adalah saya. Karena saya tidak pernah meninggalkan salat," kata Titi.

Lalu, dia pun memutuskan keluar. "Saya merasa terlalu jauh mengikuti ajaran yang sesat," kata dia, lalu terdiam.

Melihat kasus Tara, Titi melihat ini adalah realisasi tujuan yang diinginkan Anand Krishna.

"Bagi saya ini adalah realisasi tujuan yang diinginkan Anand Krishna. Dia mengatakan pertemuan dengan Tuhan terjadi dengan melakukan seks," kata dia.

Titi berharap masyarakat memperhatikan kasus yang menimpa Tara, dan juga Sum.

"Saya pikir, kita tidak perlu menunggu sampai ada kejadian buruk. Sekarang ada seseorang yang berani membuka perlakukan yang dia terima dan mempertaruhkan nama baiknya," kata Titi.

"Apa kita harus menunggu jembatan ambruk baru bertindak, sementara kita sudah melihat jembatan itu sudah rusak," lanjut Titi.

Titi berharap tak muncul korban-korban lain seperti Tara. "Kalau secara guyon, saya bisa bilang, orangtua kalau tersesat tahu jalan pulang. Tapi anak-anak kalau tersesat tidak akan mudah kembali pulang. Ini bukan sekedar fitnah," tutur dia.

Anand Krishna dilaporkan ke Komisi Nasional Perempuan oleh para mantan muridnya. Upaya hukum juga akan ditempuh.

"Dan tuduhan-tuduhan itu semua tidak benar. Jadi kita sedang mempelajari, dan kita sudah membantah semuanya itu," kata Anand di tempat khusus latihan yoga, Yogabarn, Desa Masa, Ubud, Gianyar, Bali.

• VIVAnews


 
Informasi-Informasi Saja Copyright © 2009 - 2013, Designed by Bie Themes