Kendati diselenggarakan sejak 1951, Indonesia baru mulai terlibat pada tahun 1982. Kontestan Indonesia pertama yang mengikuti ajang itu adalah Andi Botenri. Ia menjadi wakil Indonesia tanpa menyandang gelar apa pun, karena dipilih melalui pemilihan tertutup. Tahun berikutnya giliran Titi Dwi Jayati yang mengikuti jejak Andi ke ajang Miss World dengan cara yang sama, pemilihan tertutup. Keberangkatan dua wakil Indonesia ke ajang Miss World itu, mengundang protes keras masyarakat yang menganggap ajang itu tak pantas diikuti oleh gadis Indonesia. Sejak itu, Indonesia tidak lagi mengirimkan wakilnya ke ajang ratu kecantikan sejagad itu.
Keikutsertaan Indonesia ke ajang Miss World kembali dilakukan pada tahun 2005. Kali ini wakil Indonesia adalah Lindi Cistia Prabha, Runner Up I Puteri Indonesia 2005. Pada tahun yang sama, RCTI bekerja sama dengan Martha Tilaar untuk kali pertama mengadakan kontes kecantikan Miss Indonesia. Imelda Fransisca terpilih sebagai Miss Indonesia 2005. Ia kemudian berlaga di ajang Miss ASEAN yang digelar di Jakarta dan keluar sebagai pemenang.
Berubah
Tak hanya berlaga di ajang Miss ASEAN, Miss Indonesia kemudian melebarkan sayap dengan mengikuti ajang Miss World pada tahun 2006. Kristania Virginia Besouw, Miss Indonesia 2006 membawa nama Indonesia di ajang bergengsi itu. Kristania menorehkan prestasi sebagai 20 besar Miss Sportwoman. Pada tahun itu, kriteria penjurian Miss World memang sedikit berubah dengan menambahkan sportswoman (bidang olahraga) untuk jalur fast track menuju 15 besar. Selain itu, jalur fast track meliputi Beach Zone, penilaian didasari keindahan kontestan dalam balutan busana renang, Beauty With a Purpose, didasarkan kemampuan dalam bidang amal, serta Talent Zone yang menilai bakat masing-masing kontestan.
Sejak 2005, sistem penjurian Miss World mengalami perubahan, yakni dengan membagi peserta ke dalam enam grup, yakni Asia Pasifik, Afrika, Eropa Utara, Eropa Selatan, Amerika, dan Karibia wilayah. Dari masing-masing grup akan
dipilih dua kontestan mewakili grupnya ditambah kontestan yang terpilih melalui jalur fast track untuk melaju ke babak 15 besar.
Tahun berikutnya adalah tahun yang paling mengesankan bagi Miss Indonesia. Pasalnya, Kamidia Radisti, Miss Indonesia 2007 yang menjadi wakil pada ajang Miss World, mampu menorehkan prestasi sebagai 15 besar Miss World Talent sekaligus lima besar Miss World Beauty With Purpose. Giliran Sandra Angelia yang mengikuti ajang Miss World pada tahun 2008 dan masuk sebagai 10 besar Miss World Talent. Tahun 2009 Kerenina Sunny Halim mewakili Indonesia untuk ajang Miss World dan meraih prestasi sebagai 12 besar Miss World Beach Beuaty serta 22 besar Miss World Talent. Terakhir tahun 2010, Asyifa Latief berangkat ke Sanya, China, untuk mengikuti ajang tersebut. Sayang, tidak seperti rekan-rekan sebelumnya, kali ini Asyifa hanya mampu masuk posisi 40 besar Miss World Talent. Ketika itu Asyifa unjuk kebolehan menari broadway sembari bermain sulap.
Miss Indonesia 2011 yang terpilih semalam, dipastikan akan mengikuti ajang Miss World 2011. Setelah terpilih ia akan mengikuti karantina untuk memberikan sejumlah tambahan bekal agar mampu unjuk gigi di ajang internasional tersebut. Yang pasti, kemampuan berbahasa Inggris adalah syarat mutlak, di samping harus memiliki kemampuan atau bakat unik untuk ditonjolkan dalam jalur fast track, agar dapat mencapai posisi 15 besar.
Busana yang dikenakan sepanjang acara juga memiliki makna istimewa, mengingat penampilan para kontestan sangat ditentukan oleh keunikan dan keindahan busana