Menurut Agus, setiap kali meletus Bromo masih disertai suara gemuruh dan melontarkan materila abu dan kerikil dari perutnya. “Bromo bila erupsi masih disertai gemuruh,” ungkapnya.
Data sismik yang terekam di Pos Pantau Pengamatan Gunung Bromo di Dusun Cemoro Lawang Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura, Gempa Tremor 17 mm hingga 38 mm dengan waktu 25 detik hingga 345 detik. Tinggi erupsi letusan Bromo mencapai 800 meter mengarah ke Timur yakni Lumajang. “Erupsi Bromo kali mengulang kejadian-kejadian sebelumnya seperti tahun 2000, 1995 dan 1972,” ujarnya.
PVMBG menghimbau warga untuk menggunakan masker sebagai pelindung saluran pernafasan Mulut dan Hidung.
Dampak dari guyuran hujan abu Bromo di Lumajang, membuat sejumlah peternak sapi kesulitan mencari pagan. Pasalnya, rumput yang ada dikebun diselimuti abu vulkanik.
Guna memberikan pagan pada hewan ternaknya, terpaksa petani memburu katul padi sebagia penganti. Meski demikian sebagian peternak sapi masih mencari rumput, tetapi dengan cara dicuci dengan air sungai.
“Kami kaget saat mencari Rumput, kok tiba-tiba sudah dipenuhi abu,” kata Santoso, warga Desa Kandang Tepus Kecamatan Senduro.
Dia mengakui, hujan abu yang menguyur wilayah lebih deras dibanding biasnya. Bahkan kejadian hujan abu ini seperti saat awal Bromo meletus. “Kalau begini harus cari pangan penganti,” ujarnya.
Peternak kambing etawa, Sunardi, warga Kandang Tepus, mengaku kesulitan mencari dedauan untuk pagan ternak. Namun, masih untuk persediaan daun masih mencukupi, saat mencari kemarin sore. “Kalau hujan abu sampai nanti sore, wah bisa-bisa, kehabisan stok,” ujarnya.
Kekhawatiran peternak di Kecamatan Senduro dengan rumput dan deduanan diselimuti abu Bromo bisa mengancam nyawa ternaknya. “Warga disini kalau abu menempel pada rumput dan daun, bisa mematikan hewan ternak,” pungkas Sunardi.poskota