Ketua DPRD Sulsel Muhammad Roem mengemukakan hal itu di Makassar Sabtu (4/9/2010) malam. Menurutnya, kalaupun gedung dewan harus direnovasi maka tidak usah semegah itu.
"Apalagi ada spa, sauna, kolam renang. Itu sudah kelewatan. Seharusnya mereka berempati. Sense of crisis-nya keluar dong. Negeri ini sedang dilanda berbagai bencana alam. Seharusnya itu yang mendapat perhatian besar. Bukannya membangun gedung mewah, "imbuhnya.
Roem memberikan perbandingan, APBD Sulsel saja sebesar Rp2 triliun. Jadi kata Pengurus Partai Golkar Sulsel ini, renovasi Gedung DPR hampir setara dengan pembiayaan sebuah provinsi seperti Sulsel yang memiliki penduduk delapan juta jiwa lebih.
"Dengan dana sebanyak itu dapat melayani rakyat hingga delapan juta jiwa. Lalu kenapa pula mereka yang katanya mewakili rakyat mau menghamburkannya untuk sebuah gedung mewah dan megah? Apalagi di dalamnya ada tempat rekreasi, itu melukai hati rakyat, "ulasnya.
Roem menilai, gedung yang ada sekarang sebenarnya sudah cukup. Dia hanya menyetujui penambahan ruangan bagi staf ahli anggota dewan yang direncanakan lima orang itu. Menurutnyaa, staf ahli boleh saja ditambahkan, untuk itu tak memerlukan gedung yang mewah dengan segala fasilitas seperti itu.
"Saya takutnya kalau gedung itu jadi dibangun malah jarang ditempati. Malah jadi tempat kumpulnya setan. Seperti di Sulsel, di Menara DPR para anggota DPR memiliki ruang sendiri-sendiri, tapi mereka jarang ke sana. Mereka lebih sering kumpul di fraksi atau komisinya, "ujar Roem.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPR Sulsel Andi Akmal Fasluddin mengemukakan hal serupa. Legislator asal PKS Sulsel ini mengatakan, para legislator asal Senayan harus mengedepankan aspek publik. Menurutnya, mereka harus berpikir efisien dan efektif.
"Boleh membangun tapi dananya jangan sebesar itu. Kalaupun harus renovasi yah paling banter pada angka Rp400 hingga Rp500 miliar saja, "terangnya.
Di lain pihak Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sulsel Andri Arief Bulu mengatakan, Gedung DPR awalnya dirancang hanya untuk 300 legislator. Saat ini kata dia penghuninya sudah berkembang di atas angka 500 orang.
"Memang perlu renovasi agar tak berdesakan di dalam. Perlu penambahan ruangan guna memenuhi kuota penghuninya. Tapi tak usah membuat gedung baru apalagi menghancurkan gedung lama. Gedung lama DPR itu ikon Indonesia di dunia. Kalau dihancurkan sama saja menghancurkan salah satu ikon negara kita," jelasnya.
Baik Andre maupun Akmal mengaku tidak setuju adanya fasilitas rekreasi berupa sauna, spa, kolam renang di dalam kompleks Senayan. Menurut mereka itu sia-sia saja. "Banyak kok tempat rekreasi di tempat lain. Tak usahlah dibangun lagi di tempat anggota dewan. Bisa-bisa para pemilik usaha seperti itu di luaran kehilangan mata pencarian karena fasilitas itu," pungkasnya seraya terseyum simpul.okezone