Dalam kunjungan pertama, April 2010, kelompok wartawan masuk ke New York dari Washington DC lewat jalan darat dengan menggunakan bus yang dikemudikan seorang wanita berkulit hitam. Ketika itu, rombongan wartawan masuk ke New York pada pagi subuh ketika kota raksasa tua ini masih tidur.
Lihatlah New York
Ketika bus rombongan berada di suatu tempat yang tinggi, perempuan pengemudi itu berteriak lewat pengeras suara, membangunkan rombongan yang masih lelap tidur, ”Wake up, look the city (Bangun, lihat kota).” Ia mencoba memperlihatkan keindahan kota ini yang masih gemerlap oleh lampu-lampu. Rombongan langsung ke Continental Hotel yang berada di kawasan dekat Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pekan lalu, rombongan wartawan bersama para anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan pegawai kantor Istana Wapres masuk ke Continental Hotel lewat Bandar Udara Internasional John F Kennedy (JFK).
Perjalanan dari bandara ke hotel menempuh kemacetan berat selama tiga jam setelah mampir di Gedung Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk menikmati nasi kotak. Ketika rombongan masuk ke hotel, hujan deras turun. Jalan-jalan di kota ini tidak mulus walau tidak berlubang.
Janji Obama
Malam harinya Yopie Hidayat (Juru Bicara Wapres), Saptarita Dewi, Gendur Sudarsono (wartawan Tempo), dan seorang perempuan dokter berjalan jauh untuk duduk di Time Square. Di antara gedung pencakar langit muncullah bulan purnama berkilauan. ”Waduh, bulan purnama ini ada di atas New York, indah sekali,” ujar Yopie.
Esok harinya, Kamis, 23 September, setelah menghadiri acara diskusi tentang penggunaan teknologi untuk penanganan kemiskinan dalam pertemuan Clinton Global Initiative dan jamuan makan siang dengan para pengusaha AS, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang mendampingi Wapres Boediono, antara lain, mengumumkan kembali pernyataan Presiden Barack Obama untuk datang ke Indonesia. Marty juga mengumumkan pujian Obama atas demokrasi di Indonesia. Akan tetapi, seorang wartawati asal Indonesia yang bekerja untuk VOA bertanya, ”Apakah tidak ada kekhawatiran atas janji Obama yang keempat ini?”
Marty mengatakan, hubungan antara AS dan Indonesia saat ini baik. Isinya bisa digambarkan ”bagai bulan purnama di atas New York” itu.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk AS Dino Patti Djalal mengatakan tidak khawatir terhadap masalah Papua yang diembuskan anggota Kongres AS, Eni Faleomavaega. ”Kita punya banyak teman di sini,” ujar Dino yang baru saja melepas jabatannya sebagai Juru Bicara Presiden.kompas