Biasanya rasa ngilu yang timbul terasa sangat tajam, singkat dan seringkali tidak terdiagnosis bahkan terabaikan. Tak mengherankah jika 50 persen penduduk Indonesia mengalami masalah gigi sensitif bahkan tanpa mereka sadari.
Masalah gigi sensitif bukanlah insiden yang timbul akibat penyakit gigi, namun terjadi akibat menipisnya enamel, penurunan gusi dan terbukanya dentin (sebuah lapisan di bawah enamel). Nyeri yang berkaitan dengan sensitivitas umumnya terjadi dalam saraf gigi.
“Biasanya masalah gigi sensitif mulai dialami saat usia 20- 50 tahun. Tapi, siapa bisa menduga, penderita gigi sensitif banyak dialami wanita yang menganut hidup bersih,” kata Maria Melisa, Dental Datailing Manager, GSK Consumer Healthcare, saat Media Briefing, Sensodyne Expert Sharing di FKG UI, Jakarta, Senin 20 Sepetember 2010.
Kebanyakan wanita ingin tampil dengan gigi yang bersih dan putih. Sering melakukan bleaching gigi, bahkan menggososk gigi dengan tekanan berlebih. Melisa menambahkan, kebiasaan menggosok gigi dengan tekanan berlebih dapat membuat gusi mengalami iritasi atau gusi menurun dari leher gigi. Akkibatnya, lama kelamaan akar gigi akan terbuka (resesi gingiva), leher gigi berlubang, lapisan email pun akan berkurang ketebalannya sehingga bila minum air dingin, asam/manis atau bahkan tersentuh bulu sikat gigi pun akan terasa ngilu.
Pembentukan lapisan email gigi yang kurang sempurna (ename hypoplasia) dapat pula terjadi pada kasus tertentu. Keadaan ini pun akan menjadikan gigi menjadi sensitif.
Selain itu, penumpukan sisa-sisa makanan di daerah pertemuan gigi juga bisa menimbulkan gigi ngilu. Sisa makanan ini menyusup masuk melalui leher gigi dan sulit terjangkau sikat gigi sehingga akan sulit dibersihkan, lama kelamaan penumpukannya akan makin banyak, dan menekan saku gusi makin dalam dari keadaan normal.
Secara garis besar penyebab sensitivitas gigi, antara lain:
1. Penurunan Gusi
2. Buruknya kebersihan gigi dan mulut
3. Bleaching (pemutihan permukaan gigi)
4. Terkikisnya email
5. Penyikatan gigi terlalu kuat
6. Pasien lansia
7. Kebiasaan konsumsi makanan/minuman yang bersifat asam
8. Mulut kering dan produksi air liur sedikit
9.Sering mengalami gigi gerinding saat tidur
10. Infeksi gusi yang terus menerus
“Masalah gigi sensitif bisa diatasi, yakni dengan menggunakan pasta gigi mengandung potassium nitrar and strontium chlorida,” kata Dekan FKG Universitas Indonesia, Drg. Robert Lessang menambahkan.
Tak hanya itu, Robert juga menyarankan, agar tidak lekas menyikat gigi setelah makan. Menyikat gigi setelah makan bisa memicu terjadinya gigi sensitif karena PH di dalam mulut mengalami penurunan. Sehingga ada baiknya menunda menggosok gigi setelah makan atau melakukan sikat gigi 25 menit setelahnya. Saat menggosok gigi gunakan bulu sikat yang lembut tanpa harus menggosok dengan kuat.
“Jika masalah gigi sensitif terus menganggu, lakukan konsultasi dengan dokter agar dilakukan perawatan lebih intensif untuk mengurangi pergerakan cairan dalam tubuli dentin dan menghambat respon ujung-ujung saraf penyebab nyeri,” katanya.vivanews