Akibat cacat ini, tak ayal Facebook pun dihujani kritikan. Pasalnya, fitur privasi yang seharusnya dirancang untuk melindungi para pengguna, dapat dengan mudah dibobol bahkan dengan trik paling sederhana sekalipun. Mereka pun mendesak Facebook segera memperbaiki kerentanan tersebut.
Hanya dengan menggerakkan dan mengklik tetikus, pengguna bisa melihat teman dalam daftar 'live chats' dan aktivitas terbaru yang mereka lakukan.
"Saya tahu Facebook ingin agar penggunanya saling berbagi informasi. Namun saya tida yakin bahwa ini mewakili apa yang ada dalam benak mereka." kata ahli keamanan Steve O'Hear yang pertama kali melaporkan masalah ini.
Dikutip detikINET dari Daily Mail, Jumat (7/5/2010), Facebook sempat menghilangkan fasilitas chatting untuk sementara waktu, untuk memperbaiki kerentanan tersebut.
Dengan adanya kasus ini, para ahli keamanan internet semakin gencar menyatakan keprihatinan mereka soal keamanan berjejaring sosial. Apalagi, Facebook yang
merupakan situs jejaring sosial nomor satu di dunia itu rentan menginfeksi 400 juta penggunanya.
Sementara itu, juru bicara Facebook menyebutkan mereka sama sekali tidak bermaksud untuk membuat fasilitas 'live chat' untuk bisa dilihat oleh orang lain.
"Setelah menerima laporan tersebut, teknisi kami segera memperbaikinya dan menonaktifkan fitur chatting untuk sementara waktu," tandasnya.detik