Bhinneka.com memang sudah dikenal luas di kalangan pemburu komputer dunia maya. Mereka umumnya berasal dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali dan Makassar. Setiap harinya jumlah pengunjung website ini rata-rata mencapai 50 ribu visitor per hari.
Tak mengherankan jika Bhinneka.com masuk dalam jajaran 100 besar website Indonesia. Peringkat situs ini terakhir berada di posisi 79 mengacu pada alexa.com.
"Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak muda, para penggemar internet," ujar Hendrik Tio, Presiden Direktur PT Bhinneka.com kepada VIVAnews di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Namun, kata dia, kebanyakan dari mereka hanya melihat-lihat saja. Malahan website ini hanya digunakan untuk mengecek harga komputer atau produk-produk teknologi informasi. "Yang belanja secara online cuma sedikit. Rata-rata sehari 10-20 transaksi secara online," kata dia.
Kebanyakan orang Indonesia, kata dia, masih takut belanja lewat internet. Saking takutnya, rata-rata transaksi secara online yang dilakukan juga relatif kecil Rp 2 jutaan. Mungkin jumlah itu yang masih bisa ditolelir oleh konsumen Indonesia.
Dia mengakui keamanan transaksi lewat internet di Indonesia memang masih diragukan. Bukan hanya buat konsumen, pedagang juga dirugikan. Menurut pria asal Medan ini, tokonya paling sering kena tipu oleh konsumen yang menggunakan kartu kredit. Ketika kartu kredit diizinkan, transaksi memang naik, tetapi 30 persennya adalah penipuan. "Karenanya, sudah dua bulan ini, kami tutup transaksi dengan kartu kredit."
Meski begitu, Hendrik cukup puas memiliki toko online yang sudah dirintis sejak 1999. Ini memang berbeda dengan perkiraan semula bahwa yang akan melakukan transaksi secara online akan tinggi karena pengunjung internet memang ada jutaan orang. "Ternyata di luar dugaan kami seperti semula."
Hendrik mengingatkan kehadiran bhinneka.com tetap banyak manfaatnya. Setidaknya menambah jumlah konsumen yang datang ke toko atau gerai seiring dengan pertambahan pengguna internet yang mengakses situs ini. Bayangkan, dari semula hanya 50 pengunjung setelah 11 tahun sudah ditengok oleh 50 ribu pengunjung setiap harinya.
"Tetapi, transaksi yang banyak memang secara off line atau lewat gerai-gerai kami. Toko online hanya menjadi semacam etalase, mereka ingin melihat barang secara fisik," kata dia. Setidaknya, kata dia, semakin banyak konsumen yang menelpon atau mengirim email.
Untuk mempermudah konsumen berkunjung itulah, Bhinneka memperluas jaringan gerai dari semula hanya satu sekarang sudah tumbuh menjadi tujuh gerai. Beberapa di antaranya adalah di ITC Mangga Dua, ITC Ambassador, Ratu Plaza, Pacific Place, Cibubur Junction, Point Square.
Bukan hanya jaringan yang diperluas. Namun, item barang yang diperdagangkan juga semakin banyak. Jumlahnya puluhan, bahkan mungkin ratusan item terkait dengan produk teknologi informasi. Itu mulai dari komputer desktop, notebook, netbook, server, kamera, ponsel, software, asesoris, mp3, mp4, printer, projector, scanner, speaker, stabilizer, TV dan lainnya. Beberapa merek top juga dipajang di website ini, seperti HP, Toshiba, Lenovo dan IBM.
Namun, membuka toko online bukan berarti tanpa masalah. Ia mengaku ada saja komplain karena jumlah konsumen terus bertambah. Misalnya, salah saat pendataan ke data base, pesan warna biru, ternyata yang terkirim beda warna. "Di website ada fotonya, tetapi tidak ada barangnya."
Bukan hanya itu. Konsumen di Indonesia tergolong agak cerewet. Mereka selalu memantau pergerakan barangnya. Mereka juga kerap menelepon jika barangnya tidak sampai-sampai. Apalagi, uang sudah ditransfer. Padahal, bhinneka.com sudah jelas punya toko, tak mungkin menipu. "Bayangkan yang jualan pribadi, pasti konsumen lebih khawatir lagi."
Ke depan, Hendrik melihat potensi bisnis e-commerce akan terus berkembang. Ini seiring dengan melonjaknya pengguna internet, baik pemakai komputer atau notebook, serta pengakses internet lewat ponsel yang tumbuh luar biasa. Saat ini saja, pemilik komputer ada 15 juta, notebook 3 juta, dan handphone 100 juta.
Sebagai salah satu pemain di e-commerce, Hendrik mengaku akan mengikuti tren yang berkembang. Misalnya, komunitas yang tumbuh cukup subur. Nantinya, Bhinneka juga akan membuka peluang agar orang lain bisa menjual di Bhinneka. "Kami berharap ke depan, Bhinneka menjadi pemain e-commerce tingkat dunia."vivanews