Dokter ahli bedah plastik yang menangani Nadia Ilmira Arkadina alias Agus Widoyo, dr Djohansjah Marzoeki, mengaku hanya butuh waktu tiga jam untuk “meresmikan” perubahan Agus menjadi Nadia.“Dia (Nadia) datang dan menyatakan diri untuk operasi alat kelamin, karena merasa dirinya seorang perempuan bukan laki-laki,” ujar Djohan saat ditemui di Johan Clinic, Jalan Jawa No 2, Surabaya, Senin (29/12/2009).
Namun, lanjut dokter yang sehari-harinya berpraktik di Rumah Sakit DR Soetomo Surabaya ini, dirinya tidak bisa begitu saja mengabulkan keinginan Nadia, dia harus terlebih dahulu meminta persetujuan dari tim khusus dari RS DR Soetomo.
“Untuk operasi alat kelamin itu ada aturannya, ada tata caranya sendiri, tidak sembarangan operasi, dan tidak boleh melanggar aturan tersebut,” ungkap Djohan.
Setelah permintaannya diterima, kata Djohan, Nadia pun harus menjalani sejumlah tes dari dokter bedah plastik, psikolog, psikiater, serta dokter ilmu jiwa.
“Ada sumpah sendiri. Etik itu tidak dikeluarkan oleh IDI dan juga tidak diatur pada peraturan pemerintah, ada dokter sendiri, dan ada sumpah sendiri, jadi operasi ini harus pada ruang lingkup UU kesehatan, peraturan dokter. Bukan hobi atau iseng saja,” katanya.
Mengenai pribadi Nadia, menurut Djohan, dia memang memiliki kelainan yang dibawa sejak kecil, seperti berperilaku layaknya perempuan, berbicara seperti perempuan, dan lingkungan juga mempengaruhi Nadia. “Sampai-sampai dia memberanikan diri pakai rok, sebaliknya kalau pakai baju laki-laki, Nadia merasa menderita,” pungkasnya. (okezone)
