"Seks tiap hari dapat turut memelihara kesehatan. Perubahan fisik yang terjadi dalam tubuh sewaktu melakukan hubungan intim setara dengan gerakan olahraga normal," ungkap Dr Michael yang dalam buku Meditasi Seks yang ditulis salah seorang master reiki dan ahli meditasi seks Djoko Putranto.
"Tubuh memerlukan gerak karena mempunyai tingkat penyesuaian yang tinggi. Setiap bagian tubuh apabila tidak digunakan akan melemah dan pada akhirnya tidak berfungsi. Itulah sebabnya kita memerlukan olahraga untuk menggerakkan tubuh agar dapat berfungsi dengan baik," imbuhnya.
Bahkan, lanjut Dr Michael, seks tak hanya sebatas membantu kesehatan jiwa namun juga obat ampuh depresi. Seorang psikolog dan pakar seks Dr Alice Landas dalam penelitiannya menemukan, bahwa pada saat melakukan hubungan seks, tubuh memproduksi hormon ke otak yang dapat meredakan ketegangan.
Para ahli jiwa, termasuk Sigmund Freud berpendapat, bahwa kehidupan seks yang tidak sehat disebabkan oleh tidak atau kurang berfungsinya seks. Itu menjadi penyebab utama penyakit kejiwaan yang akhirnya akan merembet ke fisik seseorang.
Tak hanya itu, kejahatan seksual maupun perilaku antisosial juga turut disebabkan frustasi seksual, alias tidak dapat mencapai kenikmatan hubungan seksual yang sewajarnya.
"Makin tinggi frekuensi seks, makin tinggi kemampuan seks dan makin sehat seseorang," ungkap seorang pakar seksologi Dr Susan Rako dalam bukunya The Hormone of Desire.
Lebih lanjut, Dr Susan mengatakan bahwa semakin seringnya hubungan seks dilakukan, maka akan semakin tinggi memproduksi hormon testosteron.
"Hormon testosteron berperan besar dalam kemampuan seks pria dan wanita. Hormon testosteron yang tinggi dapat meningkatkan kondisi tubuh secara keseluruhan," tulisnya.
Semakin sering berhubungan intim memang baik, namun tentu saja tidak terlalu berlebihan. Pasalnya, jika keseringan akan menyebabkan seseorang jadi sex addict (kecanduan seks). Belum lagi menghadapi risiko penyakit kelamin lantaran tidak puas bercinta hanya dengan pasangannya saja. (okezone)